Jumat, 27 Oktober 2017

Berlindung dari Empat perkara


Berlindung dari Empat Perkara pada Tasyahud Akhir

Artikel dibawah ini, saya kutip seluruhnya dari link :  https://rumaysho.com/  

Ada doa yang disunnahkan diamalkan setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam. Riyadhus Sholihin, Kitab Al-Adzkar, Bab Keutamaan Dzikir dan Dorongan untuk Berdzikir

(Hadits no. 1423)

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ رسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أرْبَعٍ ، يقول : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ )) . رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan, ‘ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL’ (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 588]
 Penjelesan:
1- Dianjurkan membaca doa ini pada tasyahud akhir, bukan tasyahud awal karena biasa tasyahud awal lebih singkat bacaannya. Dalam Sunan Abu Daud disebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian selesai dari tasyahud akhir, maka mintalah perlindungan dari empat perkara …” (HR. Abu Daud, no. 983; shahih)
2- Seorang hamba yang beriman hendaklah meminta perlindungan pada Allah dari Jahannam.
3- Siksa dan nikmat kubur benar adanya. Hal ini didukung dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijmak.
4- Yang dimaksud berlindung dari fitnah ketika hidup adalah tergoda dengan dunia, syahwatnya, kebodohan di dalamnya, yang paling besar adalah godaan saat akan meninggal dunia. Sedangkan fitnah mati adalah ujian setelah kematian. Ada juga ulama yang menerangkan bahwa fintah hidup adalah cobaan ketika hidup dan hilangnya kesabaran, sedangkan fitnah mati adalah pertanyaan di alam kubur. Inilah penjelasan hadits no. 983 dari Sunan Abi Daud dalam ‘Aun Al-Ma’bud.
5- Al-Masih Ad-Dajjal adalah musibah besar yang ada di akhir zaman sehingga seorang muslim wajib meminta perlindungan pada Allah dari-Nya.
 Referensi:
  1. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:453.
  1. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. 5:79.
  1. Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaraful Haq Muhammad Syaraf Ash-Shidiqi Al-‘Azhim Abadi. Penerbit Darul Fayha’. 3:212-213.
Disusun di Perpus Rumaysho, 6 Shafar 1439 H, Malam Kamis
Oleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com
sumber : https://rumaysho.com/16632-berlindung-dari-empat-perkara-pada-tasyahud-akhir.html
Semoga bermanfaat (26 September 2018)

Senin, 16 Oktober 2017

Rumah, Sekolah Pertamaku


Rumah, Sekolah Pertamaku 

Judulnya murni inspirasi saya
Selanjutnya isinya,,murni copas an, dari channel grup telegram smpit wanareja 
http://smpit-wanareja.assyifa-boardingschool.sch.id/ 
Semoga bermanfaat,  ijin share ya Ustad Hilmi Firdausi :)



Apapun sekolahnya, yang penting ortunya.
Oleh : Hilmi Firdausi

Mengambil slogan iklan yang begitu populer di negeri tercinta, apapun makannya, minumnya Teh Botol Sos**, apalagi ditemenin Teh Dian Sastro...kalau saya cukup ditemenin Teh Dinda, serasa minum di Taman Surga. #eeeaaa

Beberapa waktu lalu, timeline medsos ramai sekali dengan postingan Mahmud dan Pahmud, baik yang Mahmud Pahmud ABAS (Anak Baru Satu) atau ABUBA (Anak Buanyak Banget) :grin:. Sekedar lucu-lucuan sih no problemo, apalagi kalau sekolahnya "high class", "sekolah elit", "sekolah bonafit", "sekolah unggulan", ada perasaan bangga (semoga tidak bercampur ujub) pada saat mengantar anak-anaknya ke Sekolah tersebut.

Namun ada satu hal yang patut diingat dear mommies & daddies... Sebagus atau semahal apapun sekolah anak-anak kita, sama sekali bukan jaminan untuk menghasilkan anak yang sholih dan sholihah, anak yang berakhlakul karimah. Saya berkata ini karena sudah hampir 15 tahun mengelola lembaga pendidikan, berinteraksi dengan banyak stakeholder pendidikan, bergaul dengan berbagai kalangan dari dunia pendidikan...sehingga bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa sekolah terbaik adalah Keluarga, terutama untuk anak-anak sampai dengan usia SD.

Adalah sebuah kemustahilan jika kita mengharapkan anak-anak kita berakhlaq baik sedangkan di rumah orangtuanya sering bertengkar, sering marah-marah, sering berkata kasar...juga menjadi Mission (almost) Impossible jika mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taqwa, rajin sholat (berjamaah di Masjid bagi yang pria), mampu menghafal Qur'an dengan baik, semangat dalam menuntut ilmu terutama Ilmu Agama jika orangtuanya cuek terhadap agama. Ayahnya malas sholat berjamaah di Masjid, Bunda juga seringkali sholat tidak di awal waktu. Ayah Bunda malas menuntut Ilmu Agama, menghadiri
Kajian-kajian keislaman, jarang berinteraksi dengan Al-Qur'an, dsb dsb.

Perlu sahabat semua ketahui, panutan anak-anak adalah orangtuanya, bukan gurunya. Sebagian anak-anak bahkan bercita-cita ingin seperti orangtuanya. Ayah bagi seorang anak laki-laki adalah role model, sedang bagi anak perempuan Ayah adalah "first love" mereka. Bunda...terlebih seorang Bunda, baik anak laki-laki dan perempuan banyak yang menjadikan sosok bundanya sebagai "malaikat pelindung".

Satu rahasia kecil, para ulama dan orang bijak terdahulu jika mendapati anaknya berbuat kurang baik, berkata tidak jujur, sulit diatur...maka mereka pertama akan menyalahkan diri mereka sendiri, bahkan menghukum diri mereka sendiri...kenapa anak-anak saya bisa seperti ini ? Apakah saya telah berbuat dosa ? Apakah ada makanan haram yang saya berikan untuk anak-anak saya ? Itulah sejatinya orangtua yang baik. Setiap ada kejadian yang kurang mengenakkan tentang buah hati, mereka langsung bermuhasabah, bukan menyalahkan si anak, bukan menyalahkan orang lain, bukan mengkambinghitamkan sekolah dan lingkungan, walau secara keseluruhan ada juga faktor-faktor pemicu kenakalan anak-anak kita, namun faktor terbesar adalah kelalaian orangtuanya.

Jadi, memang baik mencari Sekolah yang terbaik untuk buah hati kita, namun lebih dari itu semua...mari kita sebagai orangtua belajar menjadi guru kehidupan buat anak-anak kita. Guru yang akan terus dikenang "baik dan buruknya" oleh anak-anak kita. Guru yang tidak hanya mengantarkan anak-anak ke gerbang wisuda, tapi lebih jauh mengantarkan mereka masuk ke gerbang Surga.

Yuuk... sahabat semua, kita berdoa untuk kebaikan anak-anak kita, dan kita juga terus bermohon agar Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi orangtua yang baik, yang menjadi uswatun hasanah buat putra-putri kita, investasi dunia akhirat kita.


Semoga Allah ijabah....


Selasa, 03 Oktober 2017

Bekerjalah dengan hati


Bekerjalah dengan hati

Hai...apa kabar hari ini?
Ungkapan "bekerjalah dengan hati" ini tidak asing bukan? 
Bagi siapapun, profesi positif apapun jika kita mau menikmati, maka bekerjalah dengan hati. Apa sih maknanya? 


Pernah juga ya pastinya membaca ungkapan work with your passion,  tapi terkadang pekerjaan yang kita hadapi tidak begitu berbanding lurus dengan passion  yang kita mau,,bener kan? (retorik quote) :) 

kita justru lebih sering dihadapkan dengan sesuatu yang konkret walaupun terkadang harus juga berhadapan dengan yang absurd pada saat yang bersamaan. Kalau sudah demikian apalagi jika harus dibarengi dengan  bad mood  yang susah sekali hilangnya,,,sementara ada tenggat waktu (dead line) harus menyelesaikan pekerjaan tertentu.. gimana ya mengatasinya. 

Simak dengan hati ya, hadist berikut (lho kok hadist ya,,betul ! karena bagaimanapun kehidupan kita jika disandarkan Al Quran dan hadist pasti lebih terarah dan pastinya berbuah pahala kan?)

Sesungguhnya di antara dosa yang tidak bisa ditebus dengan pahala shalat, sedekah atau haji, maka bisa ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah.”
a. HR. Ath-Thabrani: “Sesudah shalat Subuh maka janganlah kamu tidur sehingga kamu tidak lalai dalam mencari rezeki.”


b. HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar: “Bangunlah di pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barakah dan keberuntungan.”
c. Hadits riwayat Abu Zar dan Al-Hakim:
“Sesungguhnya Ruhul Qudus membisikkan bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itulah kamu harus bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Jika datangnya rezeki itu terlambat maka jangan memburunya dengan bermaksiat karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan taat pada-Nya.”


d. Hadits riwayat Muslim :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim) 

Dari beberapa hadits tersebut perlu diterapkan pada kehidupan kita. Hadits sebagai pedoman hidup tentu dapat menuntun kita menuju jalan yang benar. Kita harus mencari rezeki yang halal dengan cara yang bersih dan jujur serta ikhlas dalam melaksanakannya.

1. Bangunlah lebih awal ketika memulai hari, selain membuat tubuh menjadi lebih segar, jiwa tenang dan pikiran rileks, dijamin kita mampu melewati hari dengan lebih baik dan optimis lagi,dan bonusnya kita bisa menyelesaikan pekerjaan selanjutnya dengan good mood. Underline y wake up early in the morning :)

2. Berdoa sebelum bekerja, sebagai muslim yang baik, biasakan memulai pekerjaan dengan bismillah ya tentu saja. Setuju ya, efeknya lebih berasa ketika kamu memulai segala sesuatu yang baik dengan berdoa. so catat ya dengan selalu memperbaharui niat dalam hati, bekerja sebagai bentuk ibadah. Don't forget to pray first :)

3. Perencanaan yang baik. Yuk  buat target, penting ya merencanakan sesuatu apalagi itu pekerjaan dengan sebuah perencanaan yang baik, berurutan, tepat waktu, beorientasi pada proses sekaligus hasil hingga akhirnya berbuah pekerjaan yg tuntas dan tentu bernilai ibadah. Dalam Al Qur'an “Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (QS. Al Insyirah: 7). It called well planning. 

4. Tubuh butuh istirahat, Yuup ini bukan ungkapan basi ya, bener lho bagaimanapun tubuh kita butuh istirahat, ia punya hak untuk diistirahatkan, ia punya hak untuk sehat. Jangan terlalu memaksakan menyelesaikan segala sesuatu jika memang dirasa otakmu sudah memberi sinyal untuk segera rehat. Ukurlah sesuai kemampuanmu, makanya penting direncanakan dengan baik sehingga pekerjaan bisa terukur dengan baik. Jika mungkin "curilah" waktu sejenak untuk menikmati "Me Time".


Sementara ini dulu ya,,semoga bermanfaat dan semoga saya tetap dapat inspirasi untuk melanjutkan tulisan ini :) 
Jakarta,3 Oktober 2017

Minggu, 01 Oktober 2017

Pengasuhan adalah Utang Orang Tua pada Anak

Oxana Malaya adalah gadis cilik bernasib mengenaskan dari Ukraine. Pada tahun 1991 sejumlah orang menemukan Oxana hidup di antara sekumpulan anjing di sebuah kandang. Usianya delapan tahun ketika itu dan ia sudah tinggal di sana selama enam tahun. Kedua orangtuanya pemabuk dan suatu hari mereka meninggalkan Oxana di luar rumah.
Demi mencari kehangatan, gadis kecil itu merangkak menuju kandang anjing di pertanian kemudian meringkuk bersama anjing-anjing gelandangan dan kemungkinan besar tindakan itu menyelamatkan hidupnya.
Karena hidup bertahun-tahun dengan kawanan anjing, gadis Ukraina itu berlari layaknya anjing, dengan kaki dan tangannya, menjulur-julurkan lidah, memperlihatkan gigi dan menggonggong. Dan karena hampir tak pernah berhubungan dengan manusia, kata yang ia tahu cuma “ya” dan “tidak”.
Oxana adalah contoh ekstrim dampak sebuah ‘pengasuhan’. Anak-anak yang tumbuh dari pengasuhan yang gagal akan kehilangan sifat kemanusiaannya. Semakin banyak dan sering anak kehilangan pengasuhan dan kasih sayang, semakin banyak defisit sifat kemanusiaan pada mereka.
Banyak riset menunjukkan anak-anak dan remaja berperilaku antisosial adalah buah penelantaran pengasuhan dari orang tua mereka. Akal dan batin mereka kering, akibatnya  mereka gampang bersikap kasar secara verbal atau fisik pada orang lain, membully, emosi meledak-ledak, atau cuek pada lingkungan, sampai terlibat dalam aksi kejahatan. Ada juga yang muncul sebagai anak yang inferior, tidak punya kepercayaan diri, pemurung dan penyendiri.
Psikolog Kory Floyd PhD dalam Psycholog Today mengistilahkan anak-anak dan orang dewasa yang berperilaku seperti itu sebagai kelompok yang mengalami ‘lapar sentuhan’ (skin hunger).
Ia mengatakan tubuh manusia memberikan sinyal ketika lapar maka membutuhkan makan, haus membutuhkan minum, dan letih membutuhkan tidur. Demikian pula ketika mereka mengalami kekurangan kasih sayang maka tubuh akan merespon dengan perasaan ‘lapar sentuhan’. Orang yang mengalami lapar sentuhan dalam hidupnya akan merasa kurang bahagia, kesepian, dan lebih merasa depresi juga stress. Mereka juga memiliki kepuasan hubungan sosial yang rendah dan terkena kondisi alexithymia, suatu kondisi dimana mereka kesulitan mengekspresikan dan mencerna emosi.
Karenanya pengasuhan adalah utang orangtua pada anak, dan itu menuntut pembayaran. Orang tua yang jarang meluangkan waktu bersama dengan anak akan membuat anak merasa terasingkan dan mengalami kesulitan membangun hubungan sosial dengan orang lain. Anak yang sering dimarahi orang tua, dapat panggilan buruk, dicela, akan kehilangan kepercayaan diri, mudah marah, dan membully orang lain.
Ketika mereka beranjak dewasa perilaku itu terus menjadi. Tidak sedikit orang tua dipusingkan dengan tingkah laku putra-putri mereka yang tidak dewasa pada usianya. Minim tanggung jawab, tak ada keinginan untuk berumah tangga, dan ketika sudah berkeluarga sering terlibat cekcok dengan pasangan dan menelantarkan anak.
Pahamilah kalau itu semua adalah ‘tagihan’ pengasuhan yang dituntut anak dari orang tua. Anak-anak yang minim pengalaman kasih sayang dan terus mengalami lapar sentuhan dari keluarga. Musibah ini bisa berlanjut saat berkeluarga karena mereka tak memiliki pengalaman dalam membagi kasih sayang pada pasangan dan anak-anak mereka. Rumah tangga semacam ini rentan mengalami perceraian.
Orang tua harus mewaspadai terjadinya utang pengasuhan pada anak yang berdampak lapar sentuhan pada anak. Karena hal ini bisa berdampak pada masa depan anak, bahkan pada keluarga yang mereka bangun.
Karenanya sedari dini orang tua patut mewaspadai defisit pengasuhan pada anak-anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
PERTAMA, meluangkan waktu untuk memberikan waktu berkualitas bersama anak seperti saat mereka sakit, bagi rapot, pentas di sekolah, dan sesekali mengantar ke sekolah atau tempat pengajian. Rasulullah SAW. selalu menghibur anak-anak yang bersedih seperti saat ada seorang anak berjuluk Abu Umair bersedih karena burung peliharaannya mati. Beliau menghampiri dan menghiburnya.
KEDUA, memberi perhatian dan kasih sayang yang penuh pada mereka. Simak celoteh anak dan singkirkan gadget Anda. Saat memeluk mereka maka peluklah erat dan ekspresikan suara Anda seperti orang yang kangen lama tak bertemu dan katakan Anda sayang pada mereka. Rasulullah SAW. sering bercanda dengan cucu-cucu Beliau, bermain kuda-kudaan, atau menggendong mereka saat shalat.
KETIGA, hindari marah yang tak perlu, apalagi kata-kata celaan dan pukulan pada anak. Rasulullah SAW. menyebutkan bahwa ciri seorang muslim yang baik adalah yang orang lain selamat dari gangguan lidahnya dan tangannya. Bila Anda harus menghukum mereka, maka berilah hukuman yang sepadan sesuai tuntunan Syariah Islam.
KEEMPAT, saat mereka sudah beranjak baligh atau remaja, tetaplah beri kasih sayang dengan kadar yang pas. Perlakukan mereka seperti orang dewasa, beri tanggung jawab, dan puji sikap baik mereka. Nabi SAW. adalah orang yang tak lepas memberikan pujian kepada para sahabat dan mendoakan mereka.

https://www.iwanjanuar.com/pengasuhan-adalah-utang-orang-tua-pada-anak/